Kamis, 01 Juni 2017

PROPOSAL PENELITIAN DI PSGA UIN WALISONGO SEMARANG



PERAN PUSAT STUDI GENDER DAN ANAK (PSGA) UIN WALISONGO SEMARANG UNTUK MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER DALAM PEMBAGIAN PEKERJAAN DOMESTIK MAUPUN PUBLIK ANTARA SUAMI DAN ISTRI

PROPOSAL PENELITIAN


Disusun Oleh :
FUADAH
1401016035

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016

       I.            LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan oleh Tuhan tidak lain adalah sebagai hamba yang tunduk, patuh, dan mengabdi kepada Allah. Selain itu, manusia juga ditunjuk untuk menjadi khalifah di bumi. Hal ini terdapat pada QS. Al-An’am [6] : 165 dan juga QS. Al-Baqarah [2] : 30. Dalam surat tersebut dijelaskan sejatinya manusia baik laki-laki dan perempuan diciptakan dengan diberi peran yang sama sebagai khalifah di bumi, baik itu laki-lali maupun perempuan. Dari kondisi yang ada saat ini, diamati bahwa masih terjadi ketidakjelasan dan kesalahpahaman tentang pengertian gender dalam usaha emansipasi kaum perempuan.[1]
Hal ini terlihat dari keberadaan kaum perempuan di Indonesia yang masih menjadi subordit kaum laki-laki. Dengan kata lain, kaum perempuan tidak serta merta dapat sejajar dengan kaum laki-laki. Hampir setiap budaya kita menempatkan laki-laki sebagai pemimpin baik dalam berkeluarga maupun berbangsa dan bernegara, meski juga diakui tidak semua budaya kita menjadikan perempuan dalam posisi kedua seperti budaya pesisir Minangkabau dan Tungu Tubang Muara enim, Sumatera Selatan. Budaya seperti ini hampir sama dengan tradisi orang-orang jahiliyah. Ketika itu, nasib perempuan sungguh menyedihkan karena kultur Arab jahiliyah memang tidak memberikan ruang gerak untuk peran sosial mereka. Fungsi perempuan tidak lebih dari sekadar sebagai reproduksi biologis, yaitu menikah, mengandung, melahirkan dan menyusui. [2]
Selain dari contoh diatas tentang yang dapat menjadi pemimpin hanyalah kaum laki-laki, ada juga contoh dalam masyarakat bahwa kaum perempuan lebih banyak melakukan pekerjaan domestik dibanding kaum laki-laki. Seperti halnya peran gender perempuan dalam anggapan masyarakat luas adalah mengelola rumah tangga sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama dibanding kaum lai-laki. Kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Bahkan, bagi kalangan keluarga miskin, beban yang harus ditanggung oleh perempuan sangat berat apalagi jika si perempuan ini harus bekerja diluar sehingga harus memikul beban kerja yang ganda. Bagi kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang cukup, beban kerja domestik sering kali dilimpahkan kepada pembantu rumah tangga (domestic workers). Dengan demikian sebenarnya kaum perempuan ini merupakan korban dari bias gender di masyarakat.[3]
Menghadapi kemelut yang demikian, gerakan kesetaraan gender dinilai menjadi salah satu solusi alternatif dalam meminimalisir adanya bentuk deskriminasi yang banyak dialami perempuan. Diantara organisasi yang menyerukan gerakan kesetaraan gender adalah sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), pusat study wanita (PSW), dharma wanita, dan sejumlah organisasi sosial lainnya.[4]
Hal ini direspon baik oleh UIN Walisongo Semarang. terbukti dengan adanya Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) yang berada dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang. sebagai unsur akademik UIN Walisongo Semarang, LP2M mengemban tugas untuk menyelenggarkan bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat tersebut adalah pendampingan dan kesetaraan gender yang dilakukan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) sebagai salah satu lembaga di LP2M.[5]
Sebagai lembaga pendidikan tertinggi yang berbasis Islam tentunya peran serta UIN Walisongo Semarang dalam mewujudkan kesetaraan gender sangat berpengaruh di lingkungan masyarakat. Dimana dengan adanya kesetaraan gender yang diwujudkan UIN Walisongo Semarang diharapkan segala bentuk diskriminasi dan berbagai masalah ketimpangan gender dapat terminimalisir.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berpikir perlu adanya penelitian tentang bagaimana peran Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang sebagai lembaga yang khusus menangani perempuan dan anak dalam mewujudkan kesetaraan gender. Hal ini penting demi terwujudnya kehidupan yang berjalan adil (setara) serta tidak ada lagi perempuan maupun laki-laki yang merasakan bentuk ketertindasan.

    II.            RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas masalah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran PSGA (Pusat Studi Gender dan Anak) untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembagian pekerjaan domestik maupun publik antara suami dan istri.”
 III.            TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pusat studi gender dan anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembagian pekerjaan domestik maupun publik antara suami dan istri.

 IV.            MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat setelah melakukan penelitian ini adalah:
a.       Dapat diketahui bagaimana wujud kesetaraan gender yang dilakukan PSGA terhadap fenomena ketimpanan gender di masyarakat.
b.      Dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk belajar atau memahami terkait kesetaraan gender dalam pembagian pekerjaan domestik maupun publik antara suami dan istri.
c.       Dapat menjadi referensi bagi lembaga lain atau perorangan yang memang juga bergelut di kajian gender untuk bagaimana seharusnya dalam melakukan kesetaraan gender.

    V.            TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan adanya tinjauan pustaka ini adalah untuk menghindari plagiat dan kesamaan dengan karya tulis yang sudah ada sebelumnya. Karena dengan adanya tinjauan pustaka ini bisa mengetahui tentang perbedaan antara karya tulis yang sudah ada dengan karya tulis peneliti.
Penelitian yang dilakukan Handi Octavianus dengan judul “Hubungan Konflik Peran Gender Laki-Laki Dengan Mekanisme Pertahanan Psikologis”. Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2008.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Suprapti Ragiliani dengan judul “Kesetaraan Gender Dalam Paradigma Fiqh (Studi Pemikiran Husein Muhammad)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesetaraan gender dalam paradigma fiqh menurut pemikiran Husein Muhammad.
Perbedaan penulisan Suprapti Ragiliani dengan penulisan ini terletak pada poin yang akan dibahas. Penulisan dari Suprapti Ragiliani memfokuskan pada kesetaraan gender dalam paradigma fiqh menurut pemikiran Husein Muhammad. Sedangkan penulisan yang penulis lakukan membahas tentang peran Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) untuk mewujudkan kesetaraan dalam pembagian pekerjaan domestik maupun publik antara suami dan istri. Persamaannya dengan penulisan tersebut adalah sama-sama membahas tentang kesetaraan gender.

 VI.            KERANGKA TEORITIK
1.      Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang
a.       Pengertian Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo merupakan unsur pelaksana akademik untuk menyelenggarakan kegiatan di bidang penelitian, kajian, dan pengabdian kepada masyarakat. Di lembaga ini terdapat 3 (tiga) pusat, yaitu Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitbit); Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), dan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). LP2M memiliki tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau dan menilai kegiatan penelitian, pengkajian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Sedangkan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) diarahkan untuk memperkuat kualitas dan meningkatkan kuantitas penelitian, kajian dan pengabdian kepada masyarakat dengan focus pada  issu keadilan dan kesetaraan gender, perlindungan dan pemenuhan hak anak  yang bertumpu pada kesatuan ilmu pengetahuan.[6]
b.      Arah Kebijakan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang
Kebjakan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) diarahkan untuk memperkuat kualitas dan meningkatkan kuantitas penelitian, kajian dan pengabdian kepada masyarakat dengan focus pada  issu keadilan dan kesetaraan gender, perlindungan dan pemenuhan hak anak  yang bertumpu pada kesatuan ilmu pengetahuan.
Bidang garap Pusat Studi Gender dan Anak merupakan aspek riil yang berjalan sejalan dengan gerak hidup masyarakat luas dan merupakan persoalan bangsa dan agama yang memerlukan sentuhan teoritik dan praktik melalui penelitian dan kajian keilmuan dan aksi pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan berbagai sektor.
Oleh karenanya kegiatan PSGA juga diarahkan untuk dapat mengembangkan penelitian dan kajian melalui pendekatan keilmuan yang transformatif dan kerjasama lintas sektoral dengan berbagai pihak dalam melakukan penelitian, kajian dan pengabdian masyarakat baik dengan kalangan akademisi, pemerintah, swasta dan lembaga masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 
Berbagai disiplin keilmuan yang berkembang di UIN Walisongo sangatlah strategis untuk dapat menjadi pisau analisis dalam meneliti dan  mengkaji persoalan gender dan anak terlebih dengan paradigma unity of sciences yang dikembangkan. Oleh karenanya dengan latar belakang keilmuan apapun penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan issu gender dan anak dapat dilakukan oleh semua dosen UIN Walisongo. Berpijak pada persoalan gender dan anak yang terjadi, maka penelitian, kajian dan pengabdian kepada masyarakat  yang dilakukan tentu harus mengedepankan kepentingan intersubyek dengan paradigm non positivistik.[7]
c.       Program Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang
Berangkat dari arah kebijakan dalam penelitian, kajian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikembangkan oleh PSGA, maka program strategis yang dilakukan adalah :
1)      Memperluas akses untuk pendanaan penelitian, kajian dan pengabdian masyarakat di bidang gender dan anak kepada dosen baik  dari dana internal maupun eksternal.
2)      Meningkatkan kapasitas dosen dalam penguasaan metodologi penelitian gender dan anak.
3)      Memperkuat ketajaman dan sensitifitas dosen dalam menangkap issu gender dan anak serta membangun kepedulian dosen terhadap problem anak dan ketimpangan gender.
4)      Menyediakan fasilitas penulisan karya ilmiah melalui penerbitan jurnal gender (SAWWA).
5)      Meningkatkan daya dukung dan jaringan kerjasama dalam melakukan penelitian, kajian dan pengabdian masyarakat di bidang gender dan anak.
6)      Memperkuat kelembagaan dan personal pengelola PSGA.
7)      Membangun institution image  melalui publikasi dan sosialisasi.[8]

2.      Kesetaraan Gender Dalam Pembagian Pekerjaan Antara Suami Dan Istri
a.       Pengertian Gender
Istilah gender berasal dari bahasa Inggris The Oxford Encyclopedia Of The Modern World (Esposito, 1995) menyebutkan bahwa gender adalah pengelompokkan individu dalam tata bahasa yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya kepemilikan terhadap satu ciri jenis kelamin tertentu. Unger (dalam Burke, 2000) menjelaskan bahwa istilah gender dikenalkan untuk menggambarkan karakteristik dan perilaku individu yang secara sosial budaya sesuai bagi laki-laki dan perempuan. Gender merupakan kondisi sosial individu untuk menjadi feminim atau maskulin, atau mengarah pada kepribadian, minat, dan perilaku yang sangat dianggap sesuai (McAnulty dan Burnette, 2006).
Dari uraian tersebut, gender didefinisikan sebagai karakteristik yang melekat dan sesuai bagi laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari konstruksi sosial budaya.[9]
b.      Bentuk Ketidakadilan Gender
Gender inequalities (ketidakadilan gender) merupakan sistem dan struktur dimana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut. Dengan demikiaan agar dapat memahami perbedaan gender yang menyebabkan ketidakadilan maka dapatdilihat dari berbagai manifestasinya, yaitu sebagai berikut:
Marginalisasi. Bentuk marginalisasi terhadap kaum perempuan terjadi dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur dan bahkan negara, jadi tidak hanya terjadi ditempat pekerjaan. Di dalam rumah tangga, marginalisasi terhadap perempuan sudah terjadi dalam bentuk deskriminasi atas anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan. Timbulnya proses marginalisasi ini juga diperkuat oleh tafsir keagamaan maupun adat istiadat. Misalnya, pemberian hak waris di dalam sebagian tafsir keagamaan porsi untuk laki-laki dan perempuan berbeda, dimana pembagian hak waris untuk laki-laki lebih besar dari perempuan.
Subordinasi. Sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting muncul dari adanya anggapan bahwa perempuan itu emosional atau irasional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin merupakan bentuk dari subordinasi.
Stereotip. Pelabelan atau penandaan negative terhadap kelompok atau jenis kelamin tertentu. Banyak sekali bentuk stereotip yang terjadi di masyarakat yang dilekatkan kepada umumnya kaum perempuan sehingga berakibat menyulitkan, membatasi, memiskinkan, dan merugikan kaum perempuan. Misalnya, anggapan dari masyarakat yang melihat bahwa tugas perempuan adalah melayani suami. Stereotip seperti ini memang suatu hal yang wajar, namun berakibat pada menomorduakan pendidikan bagi kaum perempuan. Stereotip pada contoh tersebut dapat terjadi dimana-mana.
Violence (kekerasan) merupakan assault (invansi) atau serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan sebagai akibat dari perbedaan gender. Bentuk dari kekerasan ini seperti pemerkosaan dan pemukulan hingga pada bentuk yang lebih halus lagi, seperti sexual harassment (pelecehan seksual) dan penciptaan ketergantungan.
Beban Kerja. Peran gender perempuan dalam anggapan masyarakat luas adalah mengelola rumah tangga sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama dibanding kaum laki-laki.[10]
3.      Hubungan  Peran Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender Dalam Pembagian Pekerjaan Domestik Maupun Publik Antara Suami Dan Istri
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) sangat berperan penting dalam mewujudkan kesetaraan gender, apalagi di dalam masyarakat. Karena dalam masyarakat banyak sekali deskriminasi yang dialami perempuan, baik itu kekerasaan, pendidikan, maupun beban kerja. Apalagi dalam hal pembagian pekerjaan antara suami dan istri. Karena peran perempuan dalam masyarakat luas adalah mengelola rumah tangga sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama dibanding kaum laki-laki. Ada juga perempuan yang menanggung beban kerja domestik dan publik. Dengan adanya Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) dinilai menjadi salah satu solusi alternatif dalam meminimalisir adanya bentuk deskriminasi yang banyak dialami perempuan. Apalagi UIN Walisongo Semarang sebagai lembaga pendidikan tertinggi yang berbasis Islam tentunya peran serta dalam mewujudkan kesetaraan gender sangat berpengaruh di lingkungan masyarakat. Dimana dengan adanya kesetaraan gender yang diwujudkan UIN Walisongo Semarang diharapkan segala bentuk diskriminasi dan berbagai masalah ketimpangan gender dapat terminimalisir.

VII.            METODOLOGI PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya berasal dari penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.
2.      Sumber Data
a.       Sumber primer
Sumber primer adalah data yang utama atau pokok dan yang diperoleh dari sumber asli. Baik individu maupun kelompok seperti dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti.
b.      Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah data pendukung atau tambahan yang berasal dari sumber kedua yang diperoleh dari jurnal, buku-buku, brosur, dan artikel yang didapat dari website atau diperoleh dari catatan pihak lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode data yang digunakan penulis adalah :
a.       Observasi
Metode observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang akan mendukung kegiatan penelitian sehingga didapat penelitian secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut (Sugiyono, 2009 : 49).
b.      Wawancara
Wawancara yaitu cara mengumpulkan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara langsung kepada responden.
c.       Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data melalui variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, majalah, agenda atau sebaliknya. Teknik metode dokumentasi ini diawali dengan menghimpun memilih-milih mengkategorikan dokumen-dokumen sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian mulai menerangkan, mencatat dan menafsir, sekaligus menghubungkan dengan fenomena yang lain dengan cara untuk memperkuat status data.
4.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah mengelompokkan dan membuat suatu urutan serta menyingkat data sehingga mudah di baca dan di fahami dan kemudian di interpretasikan (Nazir, 1998 :419).
Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak dilakukan pengumpulan data sampai dengan selesainya pengumpulan data yang dibutuhkan. Proses analisis data dilakukan dalam tahapan :
a.       Reduksi Data, yaitu merangkum, memilih hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
b.      Display Data, yaitu penyajian dan penelitian dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat narasi dan bentuk penyajian data yang lain sesuai dengan sifat data itu sendiri.
c.       Konklusi dan Verifikasi, yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi yang disandarkan pada data dan bukti yang valid dan konsisten sehingga kesimpulan yang diambil itu kredibel.








VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. Sangkan Paran GENDER. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.
Lubis, Ridwan. Cetak Biru peran Agama Merajut Kerukunan, Kesetaraan Geneder, dan Demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama. 2005.
Nazir, Mohammad. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Nugroho, Riant. Gender  Dan Administrasi Publik. Yogyakarta: Pustaka belajar. 2008.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Website resmi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UIN Walisongo Semarang (LP2M): www.lp2mWalisongo.org.
Penelitian yang dilakukan Handi Octavianus tentang Hubungan Konflik Peran Gender Laki-Laki Dengan Mekanisme Pertahanan Psikologis. Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2008.
Penelitian yang dilakukan Suprapti Ragiliani dengan judul “Kesetaraan Gender Dalam Paradigma Fiqh (Studi Pemikiran Husein Muhammad)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014.



[1] Dr. Riant Nugroho, Gender  Dan Administrasi Publik, Yogyakarta: Pustaka belajar, 2008, hal: 17.
[2] Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis, Cetak Biru peran Agama Merajut Kerukunan, Kesetaraan Geneder, dan Demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, 2005, hal: 126-127.
[3] Dr. Riant Nugroho, Gender  Dan Administrasi Publik, Yogyakarta: Pustaka belajar, 2008, hal: 47.
[4] Irwan Abdullah, Sangkan Paran GENDER, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hal: 32.
[5] Website resmi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UIN Walisongo Semarang (LP2M): www.lp2mWalisongo.org.
[6] Website resmi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UIN Walisongo Semarang (LP2M): http://lppm.walisongo.ac.id/
[7] Website resmi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UIN Walisongo Semarang (LP2M): http://lppm.walisongo.ac.id/
[8] Website resmi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UIN Walisongo Semarang (LP2M): http://lppm.walisongo.ac.id/
[9] Penelitian yang dilakukan Handi Octavianus tentang Hubungan Konflik Peran Gender Laki-Laki Dengan Mekanisme Pertahanan Psikologis. Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2008.
[10] Dr. Riant Nugroho, Gender  Dan Administrasi Publik, Yogyakarta: Pustaka belajar, 2008, hal: 40-47.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar